Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan dianugerahi penghargaan PR Indonesia Awards sebagai Pemprov Terpopuler di Media 2017. Penghargaan diserahkan pada perhelatan akbar PR Indonesia Awards (PRIA) 2018, di Tunjungan, Surabaya, Kamis (28/3/2018).

Kepala Biro Humas dan Protokol Sulsel, Devo Khaddafi, yang mewakili Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menerima penghargaan tersebut, mengaku bersyukur Pemprov Sulsel mendapatkan penghargaan yang bergengsi dari PR Indonesia, sebagai Pemerintah Provinsi Terpopuler di media tahun 2017.

"Ini merupakan penghargaan bidang kehumasan ketiga dalam dua tahun yang diterima Pemerintah Provinsi Sulsel. Sebelumnya, Pemprov Sulsel telah mendapatkan penghargaan sebagai media relations terbaik dan best communicators tahun 2017," ucapnya.

Menurut Devo, sebagai lembaga pemerintah, harus mampu menunjukkan inovasi dan profesionalisme dalam bekerja. Ini tergambarkan melalui tiga penghargaan yang telah diterima.

"Kita sebagai humas akan terus menjadi mata, telinga dan hati pemerintah," ucapnya.

Terpisah, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, penghargaan ini akan melengkapi 243 penghargaan yang telah diterima. Diantaranya, penghargaan dunia dari PBB dan UNESCO.

"Tidak ada provinsi yang seperti itu. Saya mendapatkan penghargaan Bintang Maha Putra Utama dari negara. Saya pikir itu semua bukan karena Syahrul, kita sama-sama melihat daerah ini ingin maju," ujarnya.

Sekedar diketahui, PRIA adalah kompetisi yang rutin diadakan PR INDONESIA sejak 2016. Kompetisi yang memasuki tahun ketiga ini, diikuti korporasi dan organisasi baik pemerintah maupun non pemerintah.

"Inilah pesta olimpiade paling komprehensif yang dihadirkan untuk mengukur kinerja dan produk humas atau PR sepanjang satu tahun," kata founder sekaligus CEO PR INDONESIA.
 
Delapan kategori dihadirkan tahun ini, tiga diantaranya kategori baru. Antara lain, Kategori Krisis (Pedoman Krisis, Penanganan Krisis), Manual Tata Kelola Kehumasan, dan Laporan Tahunan (Annual Report dan Sustainability Report).

Sebanyak 16 juri ahli dikerahkan untuk memberikan penilaian obyektif. Antara lain, Maria Wongsonagoro dan Magdalena Wenas (PR INDONESIA Gurus), Noke Kiroyan (Kiroyan Partners), Ariani Djalal (Kantor Staf Presiden), Troy Pantouw (Senior Consultant AIS Training and Consulting), Titis Widyatmoko (Pimred Brilio.net), Arbain Rambey (KOMPAS), Gunawan Alif (Indonesia CSR Society), dan banyak lagi.

Jumat, 30 April 2018 (Srf/Er)