Ditengah pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan sebagai lahan produktif dengan menanam berbagai jenis sayuran.

Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, mengaku pemanfaatan pekarangan dengan menanam berbagai jenis sayuran menjadi salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan keluarga ditengah kondisi pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Sulsel saat mengunjungi lahan produktif warga Jalan Abubakar Lambogo, Lorong 4 RW 3, Kelurahan Bara-Baraya, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Selasa, 2 Juni 2020.

Orang nomor duaa di Sulsel ini mengapresiasi antusiasme warga sekitar yang ikut dalam memanfaatkan lahan kosong itu.

"Saya sangat mengapresiasi semua pihak baik kelompok majelis taklim, LPM, penyuluh, Camat, dan Lurah Bara-baraya, yang memanfaatkan lahan kosong ini lebih produktif untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga," ungkap Andi Sudirman.

Ia menyebutkan dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau lahan kosong lebih produktif akan mengurangi beban pengeluaran keluarga.

"Menanam sayur atau membudidaya ikan di sekitar pekarangan atau lahan kosong dapat membantu untuk mengurangi beban pengeluaran warga," sebutnya.

Wakil Gubernur Sulsel menambahkan peluang budi daya lahan produktif di Makassar sangat besar.Terlebih di situasi ekonomi yang kian terpukul akibat wabah virus corona.

"Inovasi dalam membangun ketersediaan dilakukan juga secara stimulan dengan memanfaatkan lahan pekarangan warga dengan metode vertical garden, Ini juga bisa bernilai ekonomis dikemudian hari, bisa menjadi usaha kecil milik warga ditingkat RT RW," tutupnya.

Diketahui, vertical garden atau kebun vertikal atau sering disebut pula dengan dinding hijau, dinding hidup, biowalls, atau ecowalls, adalah metode bercocok tanam dengan menggunakan lahan yang sempit dan terbatas dengan menggunakan dinding atau ruang secara vertikal, dengan menutupinya dengan tumbuhan yang tumbuh diatas media tanam.

Selain itu, lahan-lahan tidur yang tidak produktif dapat diubah menjadi kebun-kebun demontration plot (Demplot) di tiap daerah sebagai bahan pembelajaran dan sekaligus menggaet masyarakat agar tertarik melakukan hal serupa.

Selasa, 2 Juni 2020 (Kominfo)